Sabtu, 23 Agustus 2008

KULIAH DASAR-DASAR BK

Mata Kuliah : Dasar-dasar Bimbingan Konseling

Bobot : 3 SKS

Pengampu : Lukman Harahap, M.Pd

Topik Bahasan :

Kontrak Belajar : Dalam perkuliahan ini para mahasiswa diharapkan dapat mengakses melalui internet dengan alamat blog: http://guslukman.blogspot.com

Email : gus.lukman@gmail.com

Selain itu masing-masing mahasiswa wajib memiliki buku dasar-dasar BK dengan judul Dasar-dasar BK karangan Prayitno Ermananti sebagai hand book.

Topik Mata Kuliah :

  1. Pengantar BK
  2. Tujuan BK
  3. Asas-asas BK
  4. Fungsi BK
  5. Hakekat Manusia
  6. Landasan BK
  7. Layanan BK
  8. Instrumen BK
  9. Alat tes dan Non Tes
  10. Profesi BK

Tugas dan TAS Semester

Tugas meliputi:

  1. Memberikan komentar tentang contoh kasus, minimal 2 kasus
  2. Membeberikan solusi terhadap 1 kasus dengan menggunakan minimal 2 pendekatan dari landasan konseling. Contoh masalah Pergaulan Bebas bisa dilakukan dengan pendekatan Psikologis dan Budaya. Kemudian diuraikan.
  3. Mengklipping beberapa artikel, tulisan bisa diperoleh dari koran, majalah ataupun internet mengenai beberapa kasus, tugas tersebut disusun secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari maksimal 3 orang.

Buku Referensi

Winkel, Bimbingan dan Konesling di Institusi Pendidikan

Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi

Usman Najati, Al Quran dan Ilmu Jiwa

Prayitno dan Ermananti, Dasar-dasar BK

Pertemuan Pertama

Pengantar Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Pendahuluan

Berawal dari paradigma yang muncul bahwa istilah bimbingan konseling ini berasal dari bangsa-bangsa Eropa Barat yakni Amerika Serikat pada waktu itu istilah asingnya ”Guidance and Counseling” artinya Bimbingan dan Konseling. Sebelum munculnya istilah ini pada tahun 50-an ini sudah ada di negara Eropa Barat yang lebih akrab disebut dengan koseling atau bimbingan karir. Perlu diketahui bahwa masyarakat Eropa Barat berbeda dengan masyarakat Indonesia. Di Eropa Barat masyarakatnya lebih dikenal dengan masyarakat industri artinya mereka banyak bekerja di lahan perindustrian sedangkan masyarakat Indonesia banyak bekerja di lahan agraris yakni bercocok tanam atau bertani. Dari sisi geografis sudah dapat dibedakan, perbedaaan lain yang bisa kita dapatkan diantaranya :

  1. Penghargaan/pemanfaatan Waktu
  2. Kondisi daerahnya masing-masing
  3. Penerapan pola pendidikan

Di Eropa Barat terdapat beberapa industri yang menawarkn bagi calon ataupun para pekerjanya untuk bisa diterima menjadi pekerja/karyawan. Atau bisa dikatakan jumlah pekerjaan dan tenaga kerja lebih banyak jumlah pekerjaan yng ditawarkan. Sehingga masyakat Eropa Barat, seperti Amerika Serikat merasa dipusingkan dengan berbagai macam tawaran pekerjaan. Pada akhirnya mereka membutuhkan seorang konselor yang bisa membantu mereka di dalam menentukan pilihan-pilihan pekerjaan, sehingga berkembangnya–lembaga sosial yang bertugas untuk membantu para calon/pekerja yang membutuhkan untuk diberikan bimbingan dalam membantu menyelesaikan maslah yang terkait dengan bursa kerja atau pilihan karir. Lembaga ini sering disebut dengan Sosial Worker atau pekerja sosial. Yang pada akhirnya dari Bimbingan dan Konseling Karir berkembang tidak hanya memberikan bimbingan atau konseling karir akan tetapi bentuk pelayanan lain. Di Indonesia berbeda dengan di Eropa Barat atau Amerika Serikat. Dengan struktur geografis dan kondisi yang bebeda, maka Konseling Karir ini berkembangn menjadi istilah Penyuluhan dari istilah aslinya Guidance. Pada istilah penyuluhan ini banyak digunakan sebagai ajang kampanye ataupun sosialisasi kepada masyarakat yang bersifat penyuluhan, seperti penyuluhan pertanian, KB, penyuluhan kesehatan ibu dan anak, Gizi dan lain sebagainya. Kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pada tahun 60-an istilah bimbingan penyuluhan cukup akrab di masyarakat. Istilah ini juga digunakan di sekolah dengan sebutan BP atu guru BP. Kenapa guru BP ini juga diberikan disekolah?ini merupakan sebuah pertanyaan tentang eksistensi BP itu sendiri. Paradigma lama mengatakan kalau BP waktu itu tidak jauh dari satpam atau polisis sekolah, Keberadaannya cukup membuat siswa tkut, mereka beraggapan kalau ada siswa yang masuk BP berarti mereka adalah siswa yang nakal, bandel, sering buat masalah. Namun berjalannya waktu image seperti itu sudah berubah sekalipun masih ada di beberapa sekolah. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional kita melihat bahwa pendidikan nasional memiliki rumusan yang baik yaitu Mencerdasakan kehidupan bangsa baik materiil dan Spirituil artinya bahwa generasi bangsa harus cerdas dari aspek fisik, lahiriah dn juga aspek psikis atau batiniah. Sehingga untuk menggapai ini tidaklah mudah jika hanya mengandalkan pada apek kognitif, intelektua, fisik dan lahir saja akan tetapi perlu diperhatikan juga aspek psikis, moral, spiritual, dan mental. Sehingga dengan membangun keduanya maka diharapkan akan memiliki generasi yang bisa diandalkan di negara ini. Oleh karena itu untuk menyukseskan tujuan pendidikan nasional perlu upaya yang dapat menyentuh kedua aspek tadi. Bimbingan konseling mempunyai tanggung jawab di dalam membantu menyukseskan tujuan pendidikan nasional, kenapa? karena dalam menyukseskan tujuan tersebut tidak cukup dengan pengajaran di sekolah saja akan tetapi pendidik juga harus mengetahui, memahami dan mengenal kepribadian siswa, problem yang sedang dialami siswa, lingkungan siswa dan bagaimana siswa mampu mengatasi problem yang sedang mereka alami. Disinilah peran Bimbingan konseling sangat dibutuhkan terutama di sekolah. Kenapa di sekolah? Karena sebagai langkah awal untuk memberikan motivasi kepada siswa agar tujuan dapat tercapai dengan baik dalam belajar. Dan lingkup sekolah mudah dikontrol. Kemudian tahun 80-an BK mengalami perkembangan. Bimbingan konseling tidak hanya di sekolah saja tetapi juga dikembangkan di lembaga-lembaga sosial, industri, kesehatan, bahkan institusi keagaaman membutuhkan adanya konseling Karena konseling tidak memandang pada aspek SARA (Suku, Agama dan Ras), sehingga semua elemen masyarakat dapat diterima dengan terbuka. Disitulah konseling dapat berkembang, sebagaimana BK yang dikembangkan PT seperti di UIN, IAIN dan STAIN, lebih menekankan pada konseling sosial, konseling religius, industri dan sekolah. BK memiliki kode etik sebagai institusi profesi di bawah naungan ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia), yang dulu lebih dikenal dengan IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Penyuluhan Indonesia). BK sekarang semakin jelas arah, tujuan dan pengembangannya. Bahkan sekarang ini juga dikenal dengan konseling perkembangan yang intinya tidak hanya memberikan penanganan terhadap klien yang bermasalah tetapi juga pengembangan potensi diri atau yang dikenal dengan self development. Justru pada dekade inilah konseling perkembangan makin marak dilakukan, sebagai langkah maju untuk meningkatkan potensi yang dimiliki individu.

Tujuan BK :

* Membantu individu untuk membuat pilihan-pilihan (Harmin &Cliffrod)

* Memperkuat fungsi-fungsi pendidikan (Bradshow)

* Membantu orang-orang menjadi insan yang berguna (Tiedman)

* Mampu mengatasi masalah (Thompson)

* Memberikan pandangan, pemahaman, ketrampilan dan alternatif baru (Colleman)

* Agar Individu dapat membuat penyesuaian-penyesuaian (Hamrin)

Pertemuan kedua

Asas-asas BK terdiri dari 12 asas yaitu

1. Keterbukaan

2. Kesukarelaaan

3. Kerahasian

4. Kenormatifan

5. Keterpaduan

6. Kegiatan

7. Kedinamisan

8. Kekinian

9. Revral/alih tangan

10. Keahlian

11. Kemandirian

12. Tutwuri Handayani.

keterangan (Buka hal. 114)

Fungsi-fungsi BK:

1. Fungsi Pemahaman/Orientasi

2. Fungsi Pencegahan/preventif

3. Fungsi Pengentasaan masalah/Kuratif

4. Fungsi Pemeliharan/pengembangan/Self Development

Ad1. Fungsi Pemahaman

Meliputi pemahaman lingkungan, diri

Sepeti pemahaman dalam mengenal diri sendiri seperti apa adanya, supaya tidak muncul kekecewaan, frustasi dan kurang bisa memahami dalam mengenal di lingkungannya sendiri

Ad2. Fungsi Pencegahan

Sebagai langkah pencegahan supaya tidak terjadi mara bahaya yang akan menimpa klien atau para siwa seperti informasi tentang dampak pergaulan bebas, Narkoba, AIDS, HIV dll. Hal ini bisa dilakukan dengan cara penyuluhan, seminar, membuat brosur dan demo anti AIDS, HIV, kekerasan anak dan KDRT dan sebagainya.

Ad3.Fungsi Pengentasan masalah

Fungsi ini dilakukan manakala problem tersebut sedang atau masih dialami oleh klien. Maka langkah ini diambil dalam rangka membantu mengatasi masalah

Contoh masalah broken home, anak kurang PD, kesulitan finansial dll.

Ad 4. Fungsi Pengembangan

Dapat dilakukan dalam rangka untuk menemukan bakat, minat dan beberapa potensi yang dimiliki yang belum tersentuh sama sekali atau karena kliennya memang tidak mengetahui. Dan bagaiman langkah berikutnya yang harus dilakukan supaya ini dapat teratasi, hal ini juga bisa ditanyakan konselor.

(Buka hal.196)

Pertemuan ketiga

Hakekat manusia

Hakekat manusia pada dasarnya kita akan mencari siapa manusia, darimana dia berasal mau apa dia hidup, dan mau kemana nantinya. Saudara bisa membuka (Al Quran dan terjemhnya.) Dan buku konseling psikoterapi mengenai asal dan usul manusia (Bukunya KH Hamdani Bakran) (Buka Konseling dan Psikoterapi Hamdani Bakran hal.13)

Juga berbicara dengan Dimensi Kemanusiaan

  1. Dimensi Individual
  2. Dimensi Sosial
  3. Dimensi Susila
  4. Dimensi Religius

(Buka hal.12)

Pertemuan Keempat

Mempelajari tentang Landasan Bimbingan Konseling yang berisi tentang

1. Landasan Filosofis

2. Landasan Psikologis

3. Landasan Sosial Budaya

4. Landasan Pedagogis

5. Landasan Ilmu dan Teknologis

(Buka hal.135)

Tugas :Membuat kasus dengan menggunakan analisisnya (pisau pembedahnya) menggunakan 2 teori landasan tersebut.

Pertemuan Kelima

1. Membahas tentang macam bimbingan dan Layanan BK

2. Layanan Orientasi

3. Layanan Penempatan dan penyaluan

4. Layanan Informasi

5. Layanan Konseling Perorangan

6. Layanan Konseling Kelompok

7. Layanan Bimbingan Belajar

8. Layanan Bimbingan Perorangan

(Buka hal 253)

Pertemuan Ketujuh

Pengenalan Alat-alat tes dan Non tes

Aspek testing yang relevan program testing dan penggunaannya

(Buka winkel 236)

Alat-alat test meliputi tes kecerdasan, penyesuaian diri, psikotest, test untuk penempatan kerja dan test kepribadian.

Membahas tentang instumentasi BK yang terdiri dari :

1. Angket tertulis

2. Wawancara informasi

3. Skala penilaian

4. Sosiometri

5. Identitas diri klien

6. Daftar Riwayat Hidup

7. Kartu Anekdota

8. Home Visit

9. Konferensi Kasus/pertemuan kasus

Baca bukunya Winkel (Bimbingan dan Konesling di Institusi Pendidikan hal.228)

Pertemuan Kedelapan

Praktek mengerti dan memahami fungsi dan kegunaannyamenggunakan alat-alat tersebut

Pertemuan kesembilan

Kode Etik dan Profesi Konselor (Buka hal.337)

Pertemuan Kesepuluh

1. Pengumpulan tugas studi kasus dengan 2 pendekatan dari landasan BK

2. Studi kasus melalui contoh dari potongan korang

Pertemuan sebelas

TAS

Senin, 04 Agustus 2008

Perbedaan BK Umum dan BK Islami

Perubahan paradigma BK Umum dengan BK Islami memiliki perbedaan yang cukup signifikan beberapa perbedaan diantarnya:
Landasan Keilmuan untuk BK Umum mengacu pada filsafat sedang BKIslami sumber landasannya Al quran dan AsSunnah
Konseling Umum tidak membahas tentang kehidupan akhirat sedangkan konseling agama membahas tentang itu

Selasa, 22 Juli 2008

BIMBINGAN KONSELING : PERSPEKTIF KE DEPAN

Yang mesti harus di kembangkanAda 2 ciri masyarakat modern

Zaman modern ditandai dengan dengan dua hal yaitu:

  1. Penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan
  2. Kemajuan intelektual manusia

Ujungnya adalah munculnya manusia-manusia bebas dengan berbagai kemudahan dan kenyamanan yang sudah diberikan teknologi modern. Namun di sisi lain kebebasan itu pula yang menjerat dan mengkrangkeng manusia modern tersebut. Inilah yang disebut Rollo May dengan menyebut manusia yang terkrangkeng (The Hollow man) Akibatnya manusia modern terlena dalam kesibukan mencari tanpa akhir. Betapa kehidupan yang penuh glamor dan memanjakan sikap hedonis telah menggiring manusia kepada kehampaan spiritual.

Manusia modern bergerak seperti mesin dengan tingkat rutinitas yang sangat tinggi dengan kalkulasi-kalkulasi materiil tanpa batas. Kalaupun ada yang bersifat moril itu hanya sebatas cocok dengan kepentingan pemenuhan kebutuhan materiil tersebut. Inilah yang membuat manusia modern terbelenggu dalam pandangan hidup materialisme dan intelektualisme.Pada masyarakat ini yang dipentingkan adalah kemajuan material dan intelektual.

Pendidikan dalam masyarakat seperti ini lebih memuatkan perhatian pada perkembangan fisik dan intelek peserta didik. Maka lahirlah manusia-manusia yang sehat penalarannya tetapi lemah nuraninya.Akibatnya terjadilah kekacauan dalam masyarakat. Akibatnya yang jauh dari itu adalah munculnya empat gangguan kejiwaan yakni,

  1. Kecemasan
  2. Kesepian
  3. Kebosanan
  4. Perlilaku menyimpang
  5. Psikosomatis

Kecemasan muncul karena setiap orang tidak merasa berarti lagi

Makna hidup akan terasa ada bila seseorang dibutuhkan oleh orang lain

Orang lain baru merasa perlu bila memang ada maunya

Tidak ada keakraban dan kehangatan

Mencari hubungan-hubungan sesaat yang memberikan kenikmatan sesaat pula

Jika ini semua terjadi maka akibatnya akan berpengaruh pada kesehatan fisik. Stress.stroke dan akhirnya ded.

Domain Kurikulum

  1. Pengetahuan
  2. Sikap
  3. Ketrampilan

Jumlah SKS Berdasarkan Komponen MK:

Program studi BKI

Tujuan Prodi BKI

  1. Mendidik calon sarjana muslim yang terampil di bidang bimbingan dan Konseling Islam dan memiliki dedikasi tinggi serta akhlak mulia.
  2. Mengembangkan konsep keilmuan Bimbingan dan Koneling Islam ke arah aplikasi

Kompetensi Lulusan

  1. Menjadi Pembimbing Mental
  2. Menjadi Konselor Islam
  3. Menjadi Terapis

Sasaran:

Rumah Sakit

Perusahaan, perhotelan

Persiapan Kurikulum 2009-2010

Pengkajian Kurikulum 2 Minggu sekali

Indikator Keberhasilan

Mampu melakukan penyuluhan agama pada masyarakat

Mampu memberikan bimbingan dan konseling berbagai masalah individu dan sosial

Komponen MK

Mata Kuliah pengembangan Kepribadian MKPK : 15 SKS

Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan MKK : 75 SKS

Mata Kuliah Keahlian Berkarya MKB : 50 SKS

Mata Kuliah Prilaku Berkarya MKPB : 6 SKS

Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat MBB : 4 SKS

Jumlah 150 SKS

Evaluasi Kurikulum

v Jumlah SKS MKPB dan MKBB terlalu minim untuk menghasilkan alumni yang unggul dalam penerapan konseling

v Belum adanya Mata Kuliah Pilihan

Evaluasi mata kuliah untuk melakukan revisi kurikulum diantaranya

1. Psikologi Klinis

2. Psikoterapi

3. Komputer

4. Teknologi Konseling

5. Psikodiagnostik

6. Terapi Islam

7. Studi Kasus

Langkah-langkah yang harus disiapkan

  1. Membuat Konsep Kerohanian yang Tepat dalam pelayanan kepada pasien
  2. Membuat Buku Konseling Islam, Konseling Pasien, Konseling panti Sosial (Konseling Terapan)